waynethomasyorke – Pengadilan di Paris telah memutuskan bahwa sutradara film Prancis, Christophe Ruggia, bersalah atas pelecehan seksual terhadap aktris Adèle Haenel. Ruggia dihukum dua tahun tahanan rumah dengan gelang elektronik dan hukuman percobaan dua tahun. Pengadilan menyatakan bahwa Ruggia “memanfaatkan posisi dominan” yang dia miliki atas Haenel saat itu dan melakukan “gestur dan sikap yang terseksualisasi” selama pertemuan mingguan di rumahnya selama lebih dari tiga tahun.
Adèle Haenel, yang kini berusia 35 tahun, adalah salah satu aktris terkemuka di Prancis yang pertama kali mengungkapkan kejahatan seksual di industri film Prancis setelah gerakan #MeToo muncul. Pada tahun 2019, Haenel menuduh Ruggia melakukan pelecehan seksual terhadapnya selama dan setelah syuting film “Les Diables” pada awal tahun 2000-an, ketika dia masih berusia 12 hingga 15 tahun.
Ruggia, yang berusia 36 tahun saat kejadian, membantah semua tuduhan dan menyatakan slot kamboja bahwa hubungannya dengan Haenel bersifat “profesional dan penuh kasih sayang”. Namun, pengadilan menemukan bahwa Ruggia telah “secara bertahap mengisolasi” Haenel dari orang-orang terdekatnya dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Pengadilan ini merupakan momen penting bagi gerakan #MeToo di Prancis, yang sebelumnya mengalami tantangan dalam mendapatkan dukungan yang kuat seperti di Amerika Serikat. Haenel telah menjadi simbol perlawanan terhadap “kelalaian” industri film Prancis terhadap pelaku kejahatan seksual. Pada tahun 2020, Haenel meninggalkan upacara penghargaan César setelah Roman Polanski, yang masih dicari di Amerika Serikat karena tuduhan pemerkosaan, memenangkan penghargaan sutradara terbaik.
Pengacara Ruggia, Fanny Colin, mengumumkan bahwa kliennya akan mengajukan banding atas putusan ini. Colin menyatakan bahwa “menghukum kliennya hanya berdasarkan kata-kata Haenel tampak tidak hanya tidak beralasan tetapi juga berbahaya”.
Kasus ini juga menarik perhatian dari berbagai kalangan, termasuk aktris Prancis lainnya, Judith Godrèche, yang juga hadir di pengadilan dan menyatakan bahwa momen ini sangat penting dan mengharukan baginya.
Keputusan ini diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap cara industri film Prancis menangani kasus-kasus pelecehan seksual dan memberikan keadilan bagi para korban.